Pages

Saturday, March 15, 2014

Simfoni pada masa Barok dan Pra Klasik


SIMFONI PADA MASA BAROK DAN PRA KLASIK

Istilah musik simfoni berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang diambil dari “syn” dan “phōnē” yang memiliki arti “berbunyi bersama”. Sebelum abad ke-18, berbagai macam penggunaan istilah “simfoni” dapat diterapkan ke karya-karya musik yang memiliki musik vokal di dalamnya. Pada tahun 1597, Giovanni Gabrielli menerbitkan karya yang berisi koleksi motet yang berjudul Sacrae symphoniae. Kemudian pada tahun 1615, ia menerbitkan lagi koleksi motetnya yang berjudul Symphoniae Sacrae. Penjudulan yang dilakukan Gabrielli bermaksud untuk menekankan arti dari simfoni (berbunyi bersama). Karya yang dibuat oleh Gabrielli menggunakan gagasan “lawan-lawanan” di dalam Gereja St. Mark di kota Venezia.

Pada abad ke-17, penggunaan istilah simfoni berhubungan dengan musik vokal ditiadakan dan istilah simfoni lebih mengacu kepada jenis musik instrumental saja. Dan pada zaman Klasik terjadilah standarisasi, Sonata untuk orkestra disebut dengan Simfoni. Maka istilah simfoni digunakan untuk musik-musik instrumental yang merupakan introduksi ke opera dan kantata atau refren instrumental awal atau di tengah musik vokal aria. Pada abad ke -18, simfoni menjadi istilah yang umum dipakai untuk menunjukan pada apa yang kita sebut sekarang sebagai overture (pada opera).

Inilah saat di mana musik instrumental menjadi berkedudukan penting. Pada masa sebelumnya, musik vokal yang dipandang lebih superior, bahkan semakin dekat gaya permainan musik instrumental ke gaya musik vokal, semakin baiklah musik itu.

ANTARA ABAD KE-17 DAN ABAD KE-18

Bangkitnya musik simfoni sebagai bentuk musik yang independen adalah kisah mengenai komponis berusaha menciptakan segala sesuatu yang sifatnya baru. Tidak ada satu sumber yang baku, tetapi semua berhubungan dengan opera Italia : ketika ada opera, pastilah ada orkestra, dan ketika ada sebuah orkestra ada kebutuhan untuk concert music.

Konser-konser musik pada abad ke-17 dan ke-18 tidak seperti konser pada masa kini. Konser pada masa merupakan bagian dari hiburan semata atau social gathering saja. Pada abad ke-180 sebelum abad ke-18 musik simfoni sering digunakan sebagai pengiring ketika sekelompok orang sedang bermain kartu. Cara memulai konser yang baik pada masa itu adalah memainkan karya overture dari opera yang dikenal/terkenal pada masa itu.

Semua pusat musik yang mengembangkan beberapa teknik musik pada jaman Barok yang kemudian menjadi gaya musik Klasik, memiliki kekhususan-kekhususan. Beberapa gagasan yang berkembang dan bercampur ke mana-mana setelah para komponis pindah kota atau daerah. Tetapi pada masa kini, musik simfoni adalah musik yang “demanding” (tidak sulit didengar/dimainkan) dan merupakan karya yang pendek.

Salah seorang komponis yang lebih menonjok dalam karya simfoni yang seperti itu adalah Giovanni Battista Sammartini (1700/01-1775). Sebagai contoh musiknya yaitu Simfoni D Mayor. Gerakan 1 (Alla breve) : 2’ 10”, gerakan 2 (Andante sempre piano): 2’ 52” dan gerakan 3 (Finale : Presto) : 1’ 18”.

Pada masa Barok awal, pusat musik orkestra yang sangat terkenal adalah di istana The Elector of The Palatinate Carl Theodor yang berkuasa di Mannheim pada tahun 1742 – 1778. Mannheim terkenal sebagai kota orkestra. Direktur musiknya yang terkenal adalah Johann Stamitz (Jan Stamic) 1717-1757. Karya Stamitz mewakili gaya Mannheim awal yang terkenal dengan “Mannheim crescendo” (crescendo yang dimainkan oleh seluruh orkestra). Pada masa itu tidak ada orkestra yang bisa memainkan crescendo (dinamik). Selain itu, dalam musik ini sudah terdapat perubahan dinamik dan instrumentasi yang tiba-tiba, menyebabkan timbulnya kesan sense of real depth dan sense of real feeling. Gaya musik seperti ii begitu dikagumi dan banyak ditiru dimana-mana. Maka bukan sesuatu yang asing pada tahun 1760’an, gaya ini banyak ditemu di orkestra-orkestra di Paris, London, Wina dan kota-kota besar lainnya.

0 comments:

Post a Comment