MusicologyHistory.blogspot.com

Music expresses that which cannot be said and on which it is impossible to be silent- Victor Hugo

MusicologyHistory.blogspot.com

When words leave off, music begins. Heinrich Heine

MusicologyHistory.blogspot.com

When words leave off, music begins. Heinrich Heine

MusicologyHistory.blogspot.com

When words leave off, music begins. Heinrich Heine

This is default featured slide 5 title

When words leave off, music begins. Heinrich Heine

Pages

Wednesday, November 27, 2013

Different Wood Different Sounds (Latar Belakang Penulisan)

Different Wood Different Sounds

Violin atau yang kita lebih kenal dengan sebutan Biola dalam bahasa Indonesia adalah salah satu dari alat musik khas dari Eropa. Biola termasuk dalam alat musik berdawai yang teridiri dari 4 senar dan dimainkan dengan cara digesek menggunakan busur.

Alat musik ini sudah tidak asing lagi di Indonesia. Beberapa jenis musik di Indonesia sudah menggunakan alat musik ini untuk komposisi lagu-lagu tersebut bahkan pada musik-musik daerah di Indonesia. Karena perkembangan alat musik ini di Indonesia, maka Indonesia mulai membuat alat musik tersebut.

Tetapi sangat disayangkan, karena sebagian besar pembuatan alat musik tersebut mereka tidak melewati pendidikan yang dikhususkan untuk membuat alat musik. Karena tidak ada tempat belajar yang memberikan pengajaran khusus untuk pembuatan instrument. Dengan kreatif mereka membuat alat musik tersebut menggunakan pengetahuan yang sekedarnya dan dalam proses otodidak.

Dengan alasan ekonomis para pembuat biola di Indonesia mengesampingkan jenis kayu yang seharusnya digunakan untuk membuat biola yang membuat suara yang dikeluarkan oleh biola menjadi sangat tipis.  Karena jenis kayu yang digunakan dalam pembuatan biola sangat berpengaruh penting dengan suara yang dihasilkan. Bahkan tidak hanya jenis kayu, umur pada jenis kayu pun sangat mempengaruhi kualitas dari suara tersebut.

Sering kita temui biola-biola dijual di toko buku. Biola tersebut juga memiliki kesamaan dengan biola buatan Indonesia yang mengesampingkan suara yang dihasilkan ditambah lagi tidak seharusnya biola dibuat dengan cara pabrikan (masal).

Dan dalam penulisan saya kali ini, saya akan membahas pentingnya pemilihan kayu dalam pembuatan alat musik tersebut. Sesuai dengan judul yang saya berikan “Different Wood Different Sounds” yang memberikan gambaran secara jelas dalam jenis kayu yang sangat memberikan efek berbeda dalam suara yang dihasilkan oleh biola tersebut. Dan jenis kayu yang tepat dalam pembuatan biola.

Awal Mula Opera



TENTANG ISTILAH

Kata “opera” berasal dari bahasa Latin, opera, yang merupakan bentuk jamak dari opus (“karya”). Kata opera dalam bahasa Jerman adalah Oper; sedangkan dalam bahasa perancis: opéra.

ASAL USUL

Dalam bentuk idealnya, opera itu merupakan sebuah bentuk seni yang secara keseluruhannya dinyanyikan, dengan tujuan utamanya adalah mencapai kesempurnaan melalui integrasi antara kata-kata dan musik. Dalam proses itu, ada perkembangan-perkembangan: ada opera yang seluruhnya dinyanyikan, sementara ada pula opera yang sejumlah lagunya dipisahkan oleh dialog diucapkan.

Dalam sejarah perkembangannya, fokus para pembaharu di dalam opera adalah mencari ideal yang sifatnya musico-dramatic. Pada awal sejarahnya, drama dan action di dalamnya adalah sekedar sebagai alat bagi komponis untuk memamerkan kecanggihannya dalam hal pengolahan musik vokal dan instrumental. Oleh sebab itulah ada ungkapan : “Prima la musica e poi le parole” (“pertama-tama adalah musik, selanjutnya adalah kata”)

PERKEMBANGAN OPERA

Opera adalah sebuah bentuk teatrikal yang menggabungkan kata-kata dan musik. Ia berasal dari Yunani Kuno; asal-usulnya adalah dari drama-drama karya Aeschyulus, Sophocles dan Euripides. Drama-drama itu dipertunjukkan di amfiteater dalam drama-drama itu digabungkan unsur-unsur musik dimana sebuah paduan suara mengiringi adegan atau memberi komentar dalam rangka untuk menekankan unsur-unsur kisah yang sedang berlangsung. Drama itu dikembangkan lebih lanjut dengan suara tunggal yang menyanyikan kata-kata single syllable dan single pitch, tetapi diiringi oleh musik. Tradisi menggabungkan musik sebagai bagian dari teater terus berlanjut pada masa Romawi Kuno.

Perkembangan opera agak terhenti setelah berkuasanya Gereja Katolik di Abad Pertengahan. Hal ini disebabkan karena gereja, di satu sisi menggunakan musik dalam ibadahnya, tetapi di sisi yang lain membatasi sejumlah musik karena dianggap sebagai bagian dari kebudayaan kaum pagan. Jadi jikalau ada musik yang agak berhubungan dengan opera, bentuknya sangat terbatas. Ini hanya ditemukan di dalam pastoral dan madrigal.

Yang disebut dengan madrigal adalah sebuah karya paduan suara yang sifatnya sangat dramatis dan harmoninya kompleks; madrigal menghadirkan sebuah bentuk word-painting dimana musik yang memiliki aksen dan dinamik memberi penekanan pada makna kata-kata. Sedangkan yang disebut dengan pastoral adalah genre musik Renaisans yang mana puisi atau drama diberi iringan musik.

CAMERATA

Akar-akar opera modern muncul pertama kali di Italia pada abad ke-17. Munculnya adalah di kota Florenzia, dimana sejumlah intelektual berkumpul di ruang milik Count Bardi. Mereka membentuk yang disebut dengan “Camerata”.

Camerata melihat adanya kekuatan emotif dari musik ketika digabungkan dengan kata-kata. Itulah sebabnya kemudian mereka merestorasi dan menciptakan kembali ideal dari drama Yunani Kuno: dialog-dialog yang dinyanyikan dan paduan suara yang diiringi oleh alat musik. Pada dasarnya mereka menerjemahkan apa yang telah dikatakan oleh Plato dan Aristoteles; Plato mengatakan bahwa dalam drama, lagu berkedudukan di atas dialog. Sedangkan Aristoteles mengatakan bahwa dalam drama, kata-kata diperindah oleh musik.

Dalam men-setting drama ke musik, Camerata mengadaptasi genre dan bentuk musik yang sudah ada: madrigal dan pastoral. Untuk mencapai tujuan ini pula, mereka mengembangkan apa itu yang disebut dengan “stile rapresentativo”.

Resitatif menjadi struktur penghubung antar karya seperti antara paduan suara bergaya madrigal dan paduan suara bergaya pastoral, atau antara interlud balet dan interlud orkestral. Resitatif itu menjadi sarana untuk menyampaikan narasi, tetapi ia juga dapat menyampaikan ekspresi individu yang bersifat refleksif atau pun emosional. Resitatif yang awal adalah arioso – sebuah pasase musik yang bercampur antara resitatif dan lagu.