Pages

Monday, December 2, 2013

Mitos Orfeus

[caption id="" align="alignleft" width="399"] Orpheus Euridice[/caption]

Mitos Yunani Kuno Orfeus adalah sebuah drama mengenai seorang musikus dan kekuatan lagunya. Dalam versi dramawan Ovid, tokoh utamanya adalah Orfeus, seorang pemain lira yang kemampuan bermain liranya dapat menyihir alam.

Dikisahkan bahwa Orfeus dan Euridice akan melangsungkan pernikahannya. Tetapi belum sempat mereka melangsungkan sebuah perkawinan itu, Euridice mati dikarenakan gigitan ular berbisa. Dalam keadaan Orfeus memasuki “dunia bawah” untuk mencari roh Euridice. Lagu-lagu yang dimainkan oleh Orfeus berhasil memukau para dewa yang berada di sana. Dikarenakan terpukau oleh Orfeus, para dewa memberikan kesempatan untuk membawa kembali roh Euridice dari “dunia bawah” kembali ke “dunia atas”. Dewa mengajukan syarat kepada Orfeus, dalam melakukan perjalanan kembali dari “dunia bawah” kembali ke “dunia atas”, Orfeus tidak diizinkan untuk menolehkan kepalanya ke belakang dan memandang Euridice hingga nanti sampai di “dunia atas”.

Karena takut Euridice tersesat dan kehilangan untuk kedua kalinya, Orfeus memberanikan diri menoleh ke belakang. Karena melanggar apa yang menjadi syarat dewa, maka Euridice hilang ke dalam kegelapan. Usahanya menyelamatkan Euridice dihalangi oleh kekuatan-kekuatan hitam. Kehilangan Euridice untuk yang kedua kalinya membuat Orfeus menjadi sangat sedih, dan melakukan sumpah atas cintanya kepada Euridice. Hal ini membuat Bacchus marah, yang berakhibat pada kematian Orfeus.

Setelah kematian Orfeus, alam bersedih hati. Dedaunan rontok dari pohonnya dan sungai yang dipenuhi oleh air mata. Tetapi lira Orfeus tetap bernyanyi saat lita itu hanyut di sungai menuju laut. Foebus (Apolo), ayah Orfeus, menempatkan lira yang bernyanyi itu menjadi bintang sebagai penghormatan atas anaknya.

Angiolo Poliziano, seorang dramawan Renaisans pada akhir abad ke-15 membuat versi baru atas kisah Ovid tersebut. Drama yang barunya itu ia sebut  “Favolo d’Orfeo” (Fabel tentang Orfeus). Drama itu barangkali merupakan drama pertama yang ditulis dalam bahasa Italia.

Mitos Orfeus mewakili gambaran tingginya nilai cinta dalam kehidupan manusia. Di tangan Poliziano, ia menjadi kisah klasik tentang bagaimana musik menjadi suatu hakekat yang harus direalisir, bukan sekedar incidental music; dengan demikian, di dalam drama tersebut musik menjadi suatu kekuatan tersendiri yang berhadapan dengan kekuatan-kekuatan hebat lainnya.

Peri mengadaptasi kisah Poliziano; operanya disebut Euridice (1600). Dalam kisah Peri, Euridice berhasil kembali ke “dunia atas”. Teks Peri di-set ke musik monofonis yang sederhana, “recitar cantando”- declamatory style of speech-song

KOMPONIS BESAR OPERA PERTAMA : MONTEVERDI

Claudio Monteverdi (1567-1643) menggubah opera dengan mengikuti arahan garis besar dari Camerata. Ia dikenal sebagai seorang ahli musik polifoni. Ia didorong untuk bereksperimen dengan mengolah musik monofonis; di sini ia berkeputusan menggubah musik berdasarkan mitos Orfeus itu.

Karyanya, L’Orfeo, Favola in Musica, dipertunjukkan pertama kalinya di kota Mantua pada tahun 1607. Menurut cerita Monteverdi, Orfeus adalah seorang manusia yang mampu melawan kehendak dewa-dewa melalu musik. Selain itu, Orfeus juga merupakan seorang kekasih yang memiliki cinta yang begitu dalam sehingga berani menghadapi kematian demi mendapatkan cintanya kembali.

Orfeo karya Monteverdi ini menjadi contoh bentuk musik Renaisans yang telah punah di mana komponis berusaha mengadaptasi dan mengembangkan madrigal dan pastoral. Walaupun Orfeo masih merupakan opera yang bersifat embrionik, tetapi Monteverdi berhasil menangkap esensi drama musik dan menerjemahkan emosi tokoh di dalam musik. Monteverdi menjadi pionir pula di dalam instrumentasi dramatis. Ia memperluas kemampuan orkestra.

0 comments:

Post a Comment